KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT pencipta alam semesta yang menjadikan bumi dan
isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap apa yang ada dibumi
sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Tidak lupa sholawat serta salam
kami curahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Dan sungguh berkat limpahan rahmat -Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini demi memenuhi tugas
mata pelajaran Agama Islam mengenai kedudukan ilmu dan orang-orang yang
menuntutnya.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
sehingga dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja kami mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi
yang bermanfaat bagi semua pihak.
Aceh Besar,19 November 2014
Penyusun
Kelompok 1(satu)
PENDAHULUAN
Sesungguhnya menuntut ilmu meruapakan amalan taqarub kepada Allah yang
paling utama yang akan mendekatkan seoran hamba kepada Rabbnya. Ia termasuk
berhak ketaatan yang paling utama yan gakan mengangkat kedudukan seseorang
muslim serta meniggikan posisinya di sisi Allah. Allah telah memerintahkan para
hamba-Nya untuk mencari ilmu, belajar, berpikir dan merenung. Dan, Dia
memperingatkan mereka dari kebodohan dan mengikuti hawa nafsu. Allah telah
menjelaskan bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang di dalam nya seorang
hamba mengikhlaskan (niat) hanya untuk Allah, mencari keridhaan-Nya berhias
diri dengan adab-adab islami dan berakhlak dengan akhlaknya Nabi Saw. Yang mana
akhlaknya beliau adalah al-quran
A.Latar belakang
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Keutamaan
ilmu dan kedudukan penuntut ilmu
2. Nash-nash
keutamaan ilmu dan kedudukan orang-orang yang berilmu
3. Perkataan
para sahabat dan salafish shali tentang keutamaan menuntut ilmu
B.Tujuan Penulisan
Adapun tujua penulisan adalah :
1. Untuk
mengetahui keutamaan ilmu dan kedudukan penuntut ilmu
2. Untuk
mengetahui nash-nash tentang keutamaan ilmu dan kedudukan orang yang berilmu
3. Untuk
mengetahui perkataan sahabat dan salafis shali tentang keutamaan menuntut ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.KEDUDUKAN ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM
Manusia diciptakan lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah
yang lain. Kesempurnaan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya tersebut
adalah dengan dengan pemberian akal pikiran dalam penciptaannya. Akal inilah
yang dapat membedakan manusia dari makhluk lainnya.
Dengan akal itu Allah SWT telah memuliakan manusia, mengangkat derajatnya
dengan derajat yang tinggi. Akal adalah alat untuk berpikir, Allah SWT
menjadikan akal sebagai sumber tempat bermula dan dasar dari ilmu pengetahuan.
Imam Ghazali mengatakan sebagaimana dikutip oleh Wahbah Az-Zuhaili, penyebutan
kata yang terkait dengan “al-‘aqlu” dalam Al-Qur’an
sedikitnya ada lima puluh kali dan penyebutan ‘Uulin-nuhaa’ sebanyak dua kali.[1]
Allah SWT berfirman dalam S. Al-Jastiyah ayat 3-5:
ان في السموات والارض لايات للمؤمنين(3) وفي خلقكم ومايبث من دابة ايات لقوم
يوقنون(4) واختلاف اليل والنهار وماانزل الله من السماء من رزق فاحيابه الارض بعد
موتها وتصريف الرياح ايات لقوم يعقلون (5)
Artinya: Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. Dan pada
penciptaan kamu dan pada binatang-binatang melata yang bertebaran (di muka
bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini. Dan pada
pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu
dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran
angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.[2]
Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa dalam setiap ciptaan Allah terdapat
ilmu pengetahuan yang akan menunjukkan tanda-tanda Kebesaran Allah kepada
manusia. Untuk menggali dan mendapatkan pengetahuan itu manusia harus
menggunakan akal pikiran yang telah dianugerahkan kepadanya. Dalam hal ini
wahyu dan akal saling mendukung dan melengkapi untuk mendapatkan tanda-tanda
Kekuasaan Allah.
Agama Islam datang dengan memuliakan sekaligus mengaktifkan kerja akal
serta menuntutnya kearah pemikiran Islam yang rahmatun lil’alamin.[3] Manusia harus dapat
menggunakan kecerdasan yang dimilikinya untuk kesejahteraan hidupnya baik di
dunia maupun di akhirat.
Akal sebagai dasar dari ilmu pengetahuan memberikan kemampuan kepada
manusia untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk dan dapat memberikan
argumen tentang kepercayaan dan keberagamaannya. Dengan kemampuan akal untuk
berpikir ini manusia mampu menentukan pilihan yang terbaik untuk dirinya dan
agamanya.
Islam juga meluaskan cakrawala manusia mengenai potensi intelektual,
psikologis dan unsur-unsur penting penghidupan lainnya.[4] Islam mengajarkan manusia
untuk menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menguasai dan mengembangkan ilmu
pengetahuan. Dengan menggunakan akal yang dimilikinya manusia dapat memperoleh
ilmu pengetahuan.
Manusia harus terus menimba ilmu karena ilmu terus berkembang mengikuti
zaman. Apabila manusia tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, niscaya
pandangannya akan sempit yang berakibat lemahnya daya juang menghadapi jalan
kehidupan yang cepat ini.[5]
Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah
penekananya terhadap Ilmu (sains). Al-Qur’an dan al-Sunah mengajak
kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta menempatkan
orang-orang yang berpengetahuan pada derajat yang tinggi.[6] Allah SWT telah
menjanjikan derajat yang tinggi bagi orang-orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan.
Allah SWT berfirman:
واذا قيل انشزوا فانشزوا يرفع الله الذين امنوا منكم والذين اوتواالعلم درجات
“Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu” maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (al-Mujadalah 11).[7]
Menurut al-Maraghi, tafsir dari ayat ini adalah bahwa
Allah meninggikan orang-orang yang mukmin dengan mengikuti perintah-Nya dan
perintah Rosul, khususnya orang-orang yang berilmu di antara mereka beberapa
derajat yang banyak dalam hal pahala dan tingkat keridlaan.[8] Ayat tersebut menunjukkan
betapa Allah SWT sangat memuliakan orang-orang yang berilmu pengetahuan. Ayat
tersebut juga memberikan gambaran kepada manusia mengenai kedudukan ilmu
pengetahuan, sebagai bekal baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. Ada
sebuah ungkapan terkenal mengenai bagaimana orang harus menuntut Ilmu;“Tuntutlah
ilmu sekalipun di negeri Cina”.(HR. Ibnu ‘Adiy dan Al-Baihaqi)[9]
Maksud dari ungkapan tersebut adalah; bahwa ilmu harus dicari dan dikejar
walaupun berada di negeri yang sangat jauh sekalipun. Ungkapan tersebut
menunjukkan betapa penting dan utamanya kegiatan Talab al-‘ilm,
hingga harus dilakukan walau dengan perjalanan ke negeri yang sangat jauh
sekalipun. Kata “negeri Cina” di atas hanya sebagai perumpamaan negeri yang
sangat jauh, karena negeri Cina adalah negeri yang sangat jauh bagi umat Islam
yang berada di Timur Tengah pada waktu itu. Jadi seandainya sekarang negeri
yang perekembangan ilmu pengetahuannya paling maju, berada di belahan bumi
bagian barat maka kesana pula kita harus mengejar ilmu itu.
Rasulullah menegaskan dengan sabda beliau:
طلب العلم فريضة على كل مسلم (رواه ابن ماجه)
“Menuntut ilmu itu adalah suatu kewajiban bagi setiap orang Islam”.[10])HR. Ibnu Majjah)
Jelaslah dari sabda Rasul tesebut bahwasanya menuntut ilmu merupakan
kewajiban bagi setiap muslim, tanpa membedakan laki-laki ataupun perempuan.
Begitu pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia, karena orang beribadah kepada
Allah juga harus dengan ilmu.
B. KEDUDUKAN ORANG YANG MENUNTUT ILMU PENGETAHUAN
Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan seorang hamba menuju Rabb-nya.
Tidaklah mungkin syari’at Islam ditegakkan dan penghambaan seseorang kepada
Rābb-nya –dimana untuk tujuan inilah seorang hamba tercipta di dunia- terwujud
kecuali dengan ilmu.
Maka ilmuilah (ketahuilah) bahwasanya tidak ada sesembahan yang
berhak disembah kecuali Allāh, dan mohon ampunlah kepada-Nya dari dosamu serta
untuk kaum mukminin dan mukminat” (QS. Muhammad : 19)
Maka di dalam ayat yang mulia ini, Allāh memulainya dengan ilmu terlebih
dahulu sebelum menyebutkan sebuah kalimat yang menjadi kunci surga, yakni
kalimat tauhid laa ilaaha illallāh.
Cukuplah sebuah ayat di dalam Al Qur’an yang menegaskan keutamaan
orang-orang yang berilmu ketika Allāh Ta’ala menyertakan
persaksian orang yang berilmu dengan persaksian-Nya pada sebuah perkara yang
paling agung, yakni persaksian akan keesaan Allāh Tabaarāka wa Ta’ala.
Allāh bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali
Dia, begitu juga para malaikat dan orang-orang berilmu yang menegakkan
keadilan juga bersaksi demikian. Tiada sesembahan yang berhak disembah
melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Ali ‘Imrān : 18)
Adapun hadits Nabi shāllallāhu ‘alaihi wa sallam yang
menerangkan keutaaman ilmu dan orang yang berilmu adalah sangat banyak.
Cukuplah sebuah hadits yang agung dari shāhabat Abu Darda’ rādhiyallāhu
‘anhu yang akan dibawakan, dimana Nabi ‘alaihis shālatu was
salaam bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلتمسُ فِيهِ عِلْمًا
سَهّلََ اللهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ
أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بما يصنع، وَإِنَّ العالم لَيَسْتَغْفِرُ
له مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَ مَنْ فِي الْأَرْضِ، حَتَّى الْحِيتَانُ فِي
الْمَاءِ، وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ ليلة البدر
عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ، و إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، فإن
الْأَنْبِيَاء لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، وَإِنَّمَا وَرثُوا
الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَه، أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allāh akan
memudahkan baginya jalan menuju surga.
Sesungguhnya para malaikat menaungi penuntut ilmu dengan sayap-sayap mereka
karena ridhā terhadap apa yang mereka lakukan.
Sesungguhnya orang-orang yang berilmu akan dido’akan ampunan oleh para
penghuni langit dan bumi, sampai ikan yang ada di air sekalipun.
Keutamaan orang yang berilmu dibanding orang yang rajin ibadah adalah
sebagaimana keutamaan bulan ketika purnama dibandingkan seluruh bintang di
langit.
Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris nabi. Sesungguhnya para nabi
tidaklah mewariskan dinar dan dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu.
Barangsiapa yang mengambil warisan tersebut, sungguh dia telah mengambil bagian
yang banyak” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan lainnya. Dinilaihasan
lighāirihi oleh Syaikh Al Albani)
Tidak diragukan lagi bahwa kesadaran para penutnt ilmu periha kemuliaan
yang tinggi yang didapatkan melalui belajar serta kedudukan yang tinggi yan
gbakal mereka dapatkan akan menjadikan mereka sangat antusias untuk menempuh
jalan ilmu, belajar dan beretika denga etika-etika syar`i yang akan
meningkatkan keduduan dan keutamaan mereka di sisi Allah Swt. Sehingga,
manusiapun bisa mengambil manfaat dari mereka.
Dari Abu Musa Al-Asy`ary dari Nabi beliau bersabda :
“Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang aku utus oleh Allah dengannya adalah
seperti hujan deras yang mengenai tanah. Di antara tanah itu ada yang subur
yang akan menyerap air dan menumbuhkan rerumputan yang sangat
banyak. Ada juga tanah yang keras (tidak subur) yang bisa menampung
air, lalu Allah menjadikannya gbermanfaat bagi manusia sehingga mereka bisa
minum, mneyirami tanaman dan bercocok tanam. Adapula kelompok lain yang seperti
tanah tandus yang tidak bisa menampung air dan tidak bisa menumbuhkan
rerumputan. Itulah perumpamaan orang yang mempelajari agama Allah, dimana
petunjuk yang aku bawa akan bermanfaat baginya, lalu ia berilmu dan
mengajarkannya. Juga, perumpamaan orang yang tidak pernah mengangkat kepalanya
untuk itu serta orang yang tidak mau menerima petunjuk Allah yang aku bawa.
Di dalam hadist ini mengandung bimbingan Nabi untuk berusaha mencari ilmu
dan belajar. Hal itu seperti perumpamaan yang disampaikan oleh Nabi Saw
terhadap agama yang beliau bawa denga hujan deras yang datang kepada manusia di
saat mereka sangat membutuhkannya. Kemusian Beliau menyerupakan orang-orang
yang mendengar apa yang beliau bawa dengan tanah yang beranekaraga yang
tertimpah air hujan.
Diantara mereka ada yang berilmu, mengamalkn adan mengajarkannya. Orang ini
ibarat tanah subur yang menyerap air hujan dan memanfaatkan untuk dirinya, lalu
menumbuhkan tumbuhan dan memberikan manfaat kepada yang lain.
Di antara mereka ada yang senang mengumpulkan ilmu dan menghabiskan
waktunya utnuk itu, tetapi ia tidak mengamalkanya atau tidak memahami apa yang
telah ia kumplkan. Meski begitu, ia mau mengajarkannya kepada orang lain. Orang
ini ibarat tanah keras yaitu tanah yang hanya bisa menampung air dan manusia
bisa mengambil manfaat darinya.
Dan, diantara mereka ada yang mendengar ilmu, tetapi tidak menjagahnya,
tidak mengamalkannya, dan tidak mengajarkan kepada yang lain. Orang ini ibarat
tanah cadas berkapur. Yaitu tanah gersang yang tidak bisa menyerap air dan
tidak bisa menumbuhkan rerumputan.
Dua kelompok pertama dikumpulkan dalam kategori terpuji karena sama-sama
bisa memanfaatkan ilmu, meskipun tingkatannya berbeda. Sedangkan, kelompok yang
ketiga tercela karena tidak memanfaatkan ilmu.
Tidak diragukan lagi bahwa sangat berbeda antara orang yang menempuh jalan
ilmu lalu mengambil manfaat darinya dan orang-orangpun dapat mengambil manfaat
darinya dan antara orang yang puas denga kebodohan dan hidup dalam kegelapan,
sehingga ia tidak mendapatkan sedikitpun bagian dari warisan para nabi (ilmu
syari).
Dari Abu Hurairah dari Nabi, beliau bersabda :
“Apabila anak keturunan Adam mati maka akan terputus amalnya, kecuali tiga
hal; sadaqah jarriyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya
(orang tua).”
Alangkah besarnya kebaikan dan pahala yang akan mengalir bak hujan deras
yang tidak akan pernah berhenti selama ilmu orang alim ini diajarkan oleh
murd-muridnya dari genersi ke generasi. Begitu juga, buku-buku dan
karya-karyanya yangb bermanfaat bagi manusia di berbagai penjuru negeri.
Demikianlah pahal seorang alim akan terus berlanjut setelah kematiannya
disebabkan ilmu yang ia tinggalkan kepada manusia dan mereka memanfaatkannya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ilmu adalah masalah/perantara bukan tujuan para penuntut ilmu merasa cukup
dengan apa yang mereka pelajari. Ilmu adalah informasi tentang hala dan haram.
Pelita penghuni syurga/pelembut saat sahabat dalam keterasingan, teman bicara
disaat sendiri, penujuk disaat senang dan susah, senjata untuk menghadapi musuh,
dan perhiasan bagi orang-orang yang mulia.
B.SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat untuk teman sekalian, makalah ini dibuat agar
kita tahu bagaimana kedudukan orang berilmu dan menuntut ilmu, oleh karena itu
tetap berusaha menuntut ilmu dengan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya ilmu,
agar kita bisa menjadi orang yang derajatnya sangat tinggi dihadapan Allah SWT
dan mengamalkan ilmu kita seluas-luasnya.
Demikian yang saya sampaikan dalam makalah ini semoga bermanfaat bagi kita
semua,bila ada kesalahan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya
karena sesungguhnya kesempurnaan milik Allah SWT.
C.DAFTAR PUSTAKA
[1] Wahbah az-Zuhaili, Al-Qur’an
Menjawab Tantangan Zaman (Jakarta : Muttaqim, 2002), hal 112
[2] Al-Qur’an Terjemah, (Semarang :
Toha Putra, 1998), hal.1004
[3] Sahirul Alim, Menguak
Keterpaduan Sains Teknologi dan Islam(Yogyakarta: Titian Illahi
Press,1998), hal 71
[4] Abdul Hamid Mursi, SDM yang
Produktif, Pendekatan al-Qur’an &Sains,(Jakarta: Gema Insani Press ,
1997), hal.36
[5] D. Qonita, Peranan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam dalam Pembentukan Mental Kaum Muslim, (Skripsi,
fak Tarbiyah IAIN SUKA, 1995), hal.73
[6] Mahdi Ghulsyani, Filsafa-Sains
menurut Al-Qur’an, (Bandung:Mizan,1990), hal.39
[7] Al-Qur’an Terjemah, (Semarang :
Toha Putra, 1998), hal.1112
[8] Ahmad Mushsthafa Al-Maraghi, Terjemah
Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: Toha Putra 1993), Juz 28, hal.25
[9] Fatchurrahman, Al-Hadits al-Nabawy, (Kudus:
Menara Kudus,TT), hal. 38
[10] Ibid., hal. 37
kami sekeluarga tak lupa mengucapkan puji syukur kepada ALLAH S,W,T
ReplyDeletedan terima kasih banyak kepada MBAH atas nomor togel.nya yang MBAH
berikan 4 angka 7643 alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus MBAH.
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu MBAH. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan MBAH..
sekali lagi makasih banyak ya MBAH … bagi saudara yang suka main togel
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi MBAH BAKARO,,di no ((( 082-333-348-575 )))
insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 275
juta, wassalam.
dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....
Kami Berani Bersumpah Bahwa Ini Kisah Nyata Dari Kami Demih Allah Demi Tuhan.
Cuma mbah bakaro.Yg Bisa Membuktikan Angkanya,
Karna Sudah Banyak Dukun2 Yg Kami Hubungi Tidak Ada Satupun Yg Membawakan Hasil.
Jika Anda Ingin Merasakan Kemenangan Dalam Permainan Angka Togel 2D,3D,4D 5D, 6D,di Jamin Tembus 100%.
Bilah Ada Waktu Silahkan Tlpon MBAH BAKARO .Nomor Hp: : 082-333-348-575-
kami sekeluarga tak lupa mengucapkan puji syukur kepada ALLAH S,W,T
ReplyDeletedan terima kasih banyak kepada MBAH atas nomor togel.nya yang MBAH
berikan 4 angka 7643 alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus MBAH.
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu MBAH. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan MBAH..
sekali lagi makasih banyak ya MBAH … bagi saudara yang suka main togel
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi MBAH BAKARO,,di no ((( 082-333-348-575 )))
insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 275
juta, wassalam.
dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....
Kami Berani Bersumpah Bahwa Ini Kisah Nyata Dari Kami Demih Allah Demi Tuhan.
Cuma mbah bakaro.Yg Bisa Membuktikan Angkanya,
Karna Sudah Banyak Dukun2 Yg Kami Hubungi Tidak Ada Satupun Yg Membawakan Hasil.
Jika Anda Ingin Merasakan Kemenangan Dalam Permainan Angka Togel 2D,3D,4D 5D, 6D,di Jamin Tembus 100%.
Bilah Ada Waktu Silahkan Tlpon MBAH BAKARO .Nomor Hp: : 082-333-348-575-