PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Sebagaimana diketahui bahwa manusia
adalah sebagai khalifah Allah di bumi, Sebagai khalifah, manusia mendapat kuasa
dan wewenang untuk melaksanakannya, dengan demekian pendidikan merupakan
urursan hidup dan kehidupan manusia dan merupakan tanggung jawab manusia itu
sendiri.
Untuk mendidik dirinya sendiri, pertama-tama
manusia harus memahami dirinya sendiri, apa hakikat manusia, bagaimana hakikat
hidup dan kehidupannya, apa tujuan hidup dan apa pula tujuan hidupnya.
Filsafat, sebagai daya upaya manusia dengan akal
budinya untuk memahami, mendalami, dan menyelami secara radikal dan integral
serta sisitematis mengenal ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya yang dapat dicapai
oleh akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai
pengetahuan itu, hakikat filsafat selalu menggunakan ratio (pikiran), dalam
perjalanan hidupnya manusia di hadapkan kepada pengalaman-pengalaman peristiwa
alamiyah yang ada di sekitarnya. Pengalaman-pengalaman lahir ini merupakan
sejarah hidupnya yang mengesankan dan kemudian mendorong untuk melakukan
perubahan-perubahan bagi kepentingan hidup dan hidupnya.
Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya
yang mendalam, maka dikatakan kebenaran filsafat adalah kebenaran menyeluruh
yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena
kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja.
Sesungguhnya isi alam yang dapat diamati hanya sebagian kecil saja, diibaratkan
mengamati gunung es, hanya mampu melihat yang di atas permukaan laut saja.
Semantara filsafat mencoba menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk meraba
segala sesuatu yang ada melalui pikiran dan renungan yang kritis.
Sedangkan pendidikan merupakan salah satu bidang
ilmu, sama halnya dengan ilmu-ilmu lain. Pendidikan lahir dari induknya yaitu
filsafat, sejalan dengan proses perkembangan ilmu, ilmu pendidikan juga lepas
secara perlahan-lahan dari dari induknya. Pada awalnya pendidikan berada
bersama dengan filsafat, sebab filsafat tidak pernah bisa membebaskan diri
dengan pembentukan manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia untuk kepentingan
memahami kedudukan manusia, pengembangan manusia, dan peningkatan hidup
manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Filsafat Pendidikan
2. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
3. Ruang Lingkup Filsafat
C.Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian filsafat
2. Untuk Mengetahui Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
3. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Filsafat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filasafat pendidikan
Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan
filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses
pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan
maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya. Dalam hal ini, filsafat,
filsafat pendidikan, dan pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral.
Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosof dalam bidang
pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dalam upaya
memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara peraktis. Menurut Jhon Dewey,
filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang
fudamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan
(emosional) menuju tabiat manusia. Menurut Imam Barnadib filsafat pendidikan
merupakan ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidilkan. Baginya filsafat pendidikan
merupakan aplikasi suatu analisis filosof terhadap pendidikan. Dengan demikian,
dari uraian di atas dapat kita tarik suatu pengertian bahwa filsafat pendidikan
sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan merumuskan
kaidah-kaidah norma-norma dan atau ukuran tingkah laku perbuatan yang
sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.
B. Penerapan dan Hubungan Filsafat dengan Pendidikan
Beberapa hubungan dan penerapan antara filsafat dalam pendidikan adalah
sebagai berikut:
1. Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah
merupakan salah satu cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan
dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikannya, disamping menggunakan metode-metode ilmiah lainnya. Dan dengan
filsafat, sebagai pandangan tertentu terhadap sesuatu objek, misalnya filsafat
idealisme, realisme, materialisme, dan sebagainya, akan mewarnai pula
pandangan ahli pendidikan tersebut dalam teori-teori pendidikan yang
dikembangkannya. Aliran filsafat tertentu akan mempengaruhi dan memberikan
bentuk serta corak tertentu terhadap teori-teori yang dikembangkan atas dasar
aliran filsafat tersebut. Dengan kata lain, teori-teori dan pandangan
–pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh seorang filosof, tentu
berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh pandangan dan aliran filsafat yang
dianutnya.
2. Filsafat juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah
dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan
aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata, artinya
mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan yang telah
dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan
kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat.
3. Filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi
ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan
diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan
menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula.
Hal ini adalah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu.
Analisa filsafat berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti terhadap
data-data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat
disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan
berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik).
C. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Secara makro (umum) apa
yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu dalam ruang lingkup yang
menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan sekitarnya adalah
juga obyek pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi secara mikro (khusus) yang menjadi obyek filsafat pendidikan
meliputi:
- Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan
(the nature of education).
- Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek
dan objek pendidikan (the nature of man).
- Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat,
filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan.
- Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat
pendidikan, dan teori pendidikan.
- Merumuskan hubungan antara filsafat Negara
(ideologi), filsafat pendidikan dan politik pendidikan (sistem
pendidikan).
- Merumuskan sistem nilai-norma atau isi moral
pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan.
Dengan demikian, dari uraian tersebut diperoleh suatu
kesimpulan bahwa yang menjadi objek filsafat pendidikan ialah semua aspek yang
berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan
itu sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan dan
bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-citakan.[1]
Will Durant dalam Hamdani Ali membagi ruang lingkup
bidang studi filsafat itu ada lima: logika, estetika, etika, politik dan
metafisika
a. Logika
Studi mengenai metode-metode ideal mengenai berpikir
(thingking) dan meneliti (research) yang merupakan bentuk-bentuk aktifitas
manusia melalui upaya logika agar bisa dipahami.
b. Estetika
Studi tentang bentuk dan keindahan atau kecantikan
yang sesungguhnya
c. Etika
Studi mengenai tingkah laku yang terpuji (teladan)
yang dianggap sebagai ilmu pengetahuan yang nilainya tinggi (sophisticated).
d. Politik
Studi tentang organisasi sosial yang utama dan bukan
sebagaimana yang diperkirakan orang, tetapi juga sebagai seni dan pengetahuan
dalam melaksanakan pekerjaan kantor.
e. Metafisika
Studi mengenai realita (faktual) tertinggi dari
hakikat semua benda (ultimate reality of all thing), nyata dari benda
(ontologi) dan dari akal pikiran manusia (ilmu jiwa filsafat) serta suatu studi
mengenai hubungan kokoh antara pikiran seseorang dan benda di dalam proses
pengamatan dan pengetahuan (epistemologi).
D. Filsafat
pendidikan memiliki beberapa sumber:
a. Manusia (people) masyarakat kebanyakan mengalami
kesulitan-kesulitan dalam proses pendewasaan atau kematangannya yang mana
mempunyai dampak yang signifikan terhadap sesuatu yang akan diyakini, terhadap
sesuatu yang terjadi.
b. Sekolah (school), pengalaman-pengalaman seseorang
kekuatan-kekuatan (forces), jenis sekolah dan guru-guru di dalamnya, merupakan
sumber-sumber pokok dari filsafat pendidikan.
c. Lingkungan (environment), lingkungan sosial budaya
di mana seorang tinggal dan dibesarkan adalah sumber yang lain dari filsafat
pendidikan.[2]
E. Urgensi Filsafat Pendidikan
secara praktis (dalam prakteknya), filsafat pendidikan banyak berperan dalam
memberikan alternatif-alternatif pemecahan berbagai macam problem yagn dihadapi
oleh pendidikan, dan memberikan pengarahan terhadap perkembangan pendidikan itu sendiri.
a. Pertama-tama Filsafat Pendidikan akan
menunjukkan problema yang akan dihadapi pendidikan, sebagai hasil dari pemikiran yang mendalam, dan berusaha untuk memahami duduk
masalahnya
b. Filsafat Pendidikan dapat memberikan
pandangan tertentu tentang manusia. Pandangan tentang
hakikat manusia tersebut berkaitan dengan tujuan pendidikan. Filsafat
Pendidikan dapat berperan untuk menjabarkan tujuan umum pendidikan tersebut, dalam bentuk-bentuk tujuan khusus yang
operasional. Dan tujuan yang operasional ini berperan untuk mengarahkan secara nyata gerak dan aktivitas pelaksanaan
pendidikan.
c. Filsafat Pendidikan dengan
analisanya terhadap hakekat manusia, berkesimpulan bahwa manusia mempunyai
potensi pembawaan yang harus ditumbuhkan dan dikembangkan
d. Filsafat Pendidikan,
dalam analisanya terhadap masalah-masalah Pendidikan masa kini yang
dihadapinya, akan memberikan informasi apakah proses pendidikan yang ideal atau
tidak, dapat menjerumuskan dimana letak kelemahannya, dan dengan demikian bisa
memberikan alternatif-alternatif perbaikan dan pengembangannya.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
filsafat dan
pendidikan itu saling berhubungan karena filsafat merupakan ilmu
yang mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang pemikiran yang menggunakan akal
sehat dengan adanya kebenaran dalam memecahkan permasalahan/kesulitan.
Sedangkan pendidikan adalah salah satu dari suatu proses yang diharapkan untuk
mencapai tujuan, seperti kematangan, integritas atau kesempurnaan pribadi
dan terbentuknya kepribadian muslim.
Jadi filsafat dan
pendidikan ini saling berhubungan. Keduanya menjadi arah, dasar, dan
pedomam suatu kehidupan.
Masalah pendidikan adalah merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia.
Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan
kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang satu.
Pendekatan filosofis adalah cara pandang atau paradigma yang bertujuan
untuk menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di
balik objek formanya
Hubungan antara filsafat dan teori pendidikan sangatlah penting sebab ia
menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan
2. SARAN
Semoga dengan
penulisan makalah ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai modal dalam
mempelajafi filsafat. Jadikanlah filsafat sebagai penentuan terhadap penentuan
hidup dan pegangan fundamental dalam memecahkan masalah politik, pendidikan,
ekonomi, sosial dan budaya yang terjadi dalam masyarakat yang setiap saat
berubah dan berkembang dalam konteks akselerasi dan medernisasi.
Daftar pustaka
Jalaluddin, Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan
: manusia, filsafat, dan pendidikan
Ihsan, hamdani dan Ihsan fuad. filsafat pendidikan islam.
Bandung. Pustaka Setia.2001
Zuhairini.filsafat pendiikan islam. Jakarta. Bumi Askara. 2009
http://kresinda.blogspot.com/2012/04/hubungan-filsafat-dengan-filsafat.html
http://pendidikanadministrasi.blogspot.com/2012/01/filsafat-dan-teori-pendidikan.html
[1] Jalaluddin, Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan :
manusia, filsafat, dan pendidikan hal 24 - 26
[2] [2] Jalaluddin, Abdullah Idi, Filsafat
Pendidikan : manusia, filsafat, dan pendidikan hal 29
No comments:
Post a Comment